โ๏ธ๐ MERAYAKAN TAHUN BARU DAN HARI BESARNYA ORANG-ORANG KAFIR
โปโปโปโป
๐ Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullahu taโala
๐ Pertanyaan:
โู ุน ุฏุฎูู ูุฐุง ุงูุดูุฑ ุงูู ููุงุฏู ุชุจุฏุฃ ุงุญุชูุงูุงุช ุงููุตุงุฑู ุจุงููุฑูุณู ุณ ูุฃุนูุงุฏูู ุ ู ุง ุญูู ู ุดุงุฑูุชูู ูู ุงุญุชูุงูุงุชูู ุณูุงุก ุจุนู ููุง ุฃู ุญุถูุฑูุง ุฃู ุชุจุงุฏู ุงููุฏุงูุง ูููุง ุฃู ุงูุชูุงูู ุ
Bersamaan dengan masuknya awal bulan masehi (tahun baru,pent), akan diawali dengan perayaan natal bagi orang-orang nasrani dan perayaan mereka lainnya. Apa hukum ikut serta dalam perayaan hari besar mereka, dengan bentuk mengadakan acaranya, atau menghadirinya, atau saling bertukar hadiah dan memberikan ucapan selamat kepada mereka?
๐ Jawaban:
โูุง ูุฌูุฒ ูู ูุฐุง ุูุง ูุฌูุฒ ู ุดุงุฑูุชูู ู ุญุถูุฑูุงุ ุงููู -ุฌููู ูุนูุง- ูุงู ๐ ููุงูููุฐูููู ูุง ููุดูููุฏูููู ุงูุฒูููุฑู)ุ ูุนูู ูุง ูุญุถุฑูู ุฃุนูุงุฏ ุงูููุงุฑุ ูุฃู ุญุถูุฑูู ูููุง ุฅูุฑุงุฑ ููุง ูุฑุถูู ุจุงูู ููุฑ ููุฐุง ูุง ูุฌูุฒ ุููุง ุชููุฆุชูู ูููุงุ ูุง ูุฌูุฒ ูุฐุง ูููุ ูุฃููุง ุฃุนูุงุฏ ู ุจุชุฏุนุฉุ ุญุชู ูู ุฏูู ุงููุตุงุฑูุ ู ุงูู ุจู ุดุฑูุนุฉุ ุฅูู ุง ูู ุงุจุชุฏุนููุง.
Tidak boleh ikut serta dalam semua ini ! Tidaklah boleh ikut serta dalam perayaan orang-orang kafir ataupun datang menghadirinya.
Allah โAzza wa Jalla telah berfirman -dalam menceritakan sifat orang-orang beriman- :
โ{ููุงูููุฐูููู ููุง ููุดูููุฏูููู ุงูุฒูููุฑู } [ุงููุฑูุงู : 72]
โDan (mereka itulah) orang-orang yang tidak menyaksikan Az-Zuur. (QS. Al-Furqan : 72)
Dan yang dimaksud dengan tafsir kalimat โAz-Zuurโ di ayat ini adalah: โTIDAK MENYAKSIKAN HARI RAYANYA ORANG-ORANG KAFIRโ
Karena hadir dalam perayaan tersebut, terkandung padanya pengakuan dan ridho/setuju dengan kemungkaran yang sedang mereka lakukan, sedangkan perbuatan ini tidaklah boleh.
Dan juga tidak boleh untuk memberikan ucapan selamat -hari natal atau yang semisalnya dari perayaan orang-orang kafir-, semua ini tidaklah dibolehkan dalam Islam.
Perayaan mereka adalah perayaan yang dibuat-buat, bahkan di dalam agama nasrani sendiri perayaan ini sebenarnya tidak ada tuntunannya, hanya mereka sendirilah yang membuat akan adanya perayaan tersebut -bukan dari syariat Nabi Isa โalaihis salam-.
๐ Sumber: http://alfawzan.af.org.sa/node/16051
๐ช๐ TASYABBUH TETAP DILARANG WALAUPUN TANPA NIAT
๐ Syaikh Muhammad bin Shalih al-โUtsaimin rahimahullahu taโala mengatakan,
โุจุนุถ ุงููุงุณ ุฅุฐุง ููุช: ูุฐุง ุชุดุจู ุจุงูููููุงุฑ ูููู: ุฃูุง ูู ุฃูุตุฏ ุงูุชุดุจููู! ููููู: ููู ุงูุชุดุจููู ุญุงุตูู ุณูุงุก ูุตุฏุช ุฃู ูู ุชูุตุฏุ ู ุง ุฏุงู ุช ุงูู ุดุงุจูุฉ ุญุตูุช ููุง ูุฑูู ุจูู ุฃู ูููู ุงูู ุดุงุจูุฉ ุฃู ูุง ูููููุง
โSebagian manusia bila dikatakan kepada mereka, bahwa perbuatan ini termasuk tasyabbuh (meniru) kepada orang-orang kafir! Mereka menyangkal bahwa ia melakukannya tanpa berniat untuk meniru mereka?!
Kita katakan terhadap mereka, bahwa perbuatan tasyabbuh tetap terjadi walaupun tidak engkau niatkan! Selama terdapat bentuk saling menyerupai, tentu tidak ada bedanya apakah engkau berniat ataukah tidak ketika melakukannya.โ
๐ Sumber: Taโliq -penjelasan- terhadap Iqtidha as-Shirathal Mustaqiim (hlm. 308)