Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -Ahmad bin Abdul Halim, 728H- rahimahullahu ta’ala berkata:
ﻓَﺈﻥَّ ﺁﺩَﻡَ – ﻋَﻠَﻴﻪِ اﻟﺴَّﻼﻡُ – ﻟَﻤَّﺎ ﺃَﺫﻧﺐَ ﺗَﺎﺏَ ؛ ﻓَﺎﺟﺘَﺒَﺎﻩُ ﺭﺑُّﻪُ ﻭﻫَﺪَاﻩُ ، ﻭﺇﺑﻠِﻴﺲُ ﺃَﺻﺮَّ ﻭاﺳﺘَﻜﺒَﺮ ﻭاﺣﺘَﺞَّ ﺑِﺎﻟﻘَﺪﺭِ ؛ ﻓَﻠَﻌَﻨَﻪُ ﻭﺃﻗْﺼَﺎﻩُ.
“Nabi Adam alaihis salam ketika berbuat kesalahan; beliau pun bertaubat, maka Allah ‘Azza wa Jalla memilihnya dan memberi petunjuk kepadanya. Sedangkan iblis terus membangkang, menyombongkan diri dan beralasan dengan takdir; maka Allah melaknat dan menjauhkannya dari rahmat.
ﻓَﻤَﻦ ﺗَﺎﺏَ ﻛَﺎﻥ ﺁﺩَﻣِﻴًّﺎ ، ﻭﻣَﻦ ﺃَﺻَﺮَّ ﻭاﺣﺘَﺞَّ ﺑِﺎﻟﻘَﺪَﺭِ ﻛَﺎﻥَ ﺇﺑﻠِﻴﺴِﻴًﺎ. ﻓَﺎﻟﺴُّﻌَﺪَاءُ يَتَّبِعُون ﺃَﺑَﺎﻫُﻢ ﺁﺩَﻡ ، ﻭاﻷﺷﻘِﻴَﺎءُ يَتَّبِعُون ﻋَﺪُّﻭَﻫُﻢ ﺇﺑﻠِﻴﺲ.
Sehingga siapapun yang mau bertaubat, maka ia seperti Nabi Adam, sedangkan yang terus berbuat dosa dan beralasan dengan takdir, maka ia seperti iblis. Orang mulia akan mengikuti ayah mereka, Nabi Adam. Sedangkan orang celaka akan mengikuti musuh mereka, yaitu iblis.”
Majmu‘ul Fatawa (jilid: 8/hal. 243)
•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
Whatsapp alilmoe
Telegram Al-Hijri
Telegram alilmoe
Instagram al_ilmoe
Website alilmoe