BANYAKNYA KEMUDAHAN UNTUK MENITI JALAN MENUJU SURGA
Puncak dari segala harapan dan cita-cita seorang mukmin ialah mendapatkan kenikmatan Surga Allah ‘Azza wa Jalla. Karena kesuksesan yang sebenar-benarnya sejatinya ialah ketika seorang hamba masuk Surga dan dijauhkan dari siksa Neraka.
¶ Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
﴿فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ﴾
“Barangsiapa yang dijauhkan dari api Neraka dan dimasukkan kedalam Surga, sungguh ia telah beruntung.” QS. Ali ‘Imraan (3 : 185)
¶ Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin (1421H) rahimahullahu ta’ala berkata,
ليْسَ الفَوْزُ أنْ تفُوزَ بشيئٍ مِنَ الدُّنيا، بَل الفوز أنْ تُزَحْزَحَ عنِ النَّار وتَدخُل الجنَّة.
“Bukanlah kesuksesan itu diukur dengan keberhasilanmu meraih sesuatu dari urusan dunia, namun kesuksesan itu sejatinya ialah ketika engkau berhasil dijauhkan dari Neraka dan masuk ke dalam Surga.” Syarah Shahih Al-Bukhari (jilid: 8/hal. 289)
🔑 Mengapa kesuksesan sejati itu ketika seorang hamba masuk Surga dan terhindar dari siksa Neraka?
Karena kebahagiaan dan kenikmatan yang terdapat di dalam Surga itu tidak dapat terbayangkan besarnya dan tidak akan sirna.
¶ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
سَأَلَ مُوسَى رَبَّهُ: مَا أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً؟ قَالَ: هُوَ رَجُلٌ يَجِىءُ بَعْدَ مَا أُدْخِلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ فَيُقَالُ لَهُ: ادْخُلِ الْجَنَّةَ.
“Nabi Musa pernah bertanya kepada Allah, Bagaimanakah keadaan penghuni surga yang paling rendah derajatnya?
Allah menjawab, “Seorang yang datang (ke surga) setelah seluruh penghuni surga dimasukkan ke dalamnya, lantas dikatakan padanya, “Masuklah ke dalam surga!”
فَيَقُولُ: أَىْ رَبِّ كَيْفَ وَقَدْ نَزَلَ النَّاسُ مَنَازِلَهُمْ وَأَخَذُوا أَخَذَاتِهِمْ؟ فَيُقَالُ لَهُ: أَتَرْضَى أَنْ يَكُونَ لَكَ مِثْلُ مُلْكِ مَلِكٍ مِنْ مُلُوكِ الدُّنْيَا؟ فَيَقُولُ: رَضِيتُ رَبِّ.
Maka ia berkata, “Bagaimana mungkin aku masuk ke dalamnya wahai Rabb, sedangkan seluruh penghuni surga telah menempati tempatnya masing-masing dan mendapatkan bagian mereka. ”
Allah berfirman, “Relakah engkau jika diberi kekayaan seperti seluruh raja-raja di dunia?” Dia menjawab, Saya rela wahai Rabb.
فَيَقُولُ: لَكَ ذَلِكَ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ. فَقَالَ فِى الْخَامِسَةِ: رَضِيتُ رَبِّ
Allah kembali berfirman, “Engkau akan Aku berikan kekayaan seperti itu, ditambah seperti itu lagi, ditambah seperti itu, ditambah seperti itu, ditambah seperti itu dan ditambah seperti itu lagi”. Kelima kalinya orang itu menyahut, “Aku rela dengan itu wahai Rabbi.”
فَيَقُولُ: هَذَا لَكَ وَعَشَرَةُ أَمْثَالِهِ وَلَكَ مَا اشْتَهَتْ نَفْسُكَ وَلَذَّتْ عَيْنُكَ. فَيَقُولُ: رَضِيتُ رَبِّ.
Allah kembali berfirman, “Itulah bagianmu ditambah sepuluh kali lipat darinya, dan semua yang engkau mau serta apa yang indah di pandangan matamu” Maka Orang itu menjawab, “Aku rela wahai Rabbku.” HR. Muslim dalam as-Shahih (no. 312) dari al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu.
🔑 Sehingga sudah seharusnya yang menjadi prioritas utama bagi seorang muslim ialah berusaha untuk meniti jalan yang dapat menghantarkan kepada ridho Allah; sehingga Allah ‘Azza wa Jalla memudahkannya untuk masuk ke dalam Surga.
¶ Sahabat mulia Mu‘adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya,
يا رَسُولَ اللَّهِ، أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ. قَالَ: ”سَأَلْتَ عَنْ عَظِيمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللَّهُ تَعَالَى عَلَيْهِ.. “
Wahai Rasulullah, Amalan apakah yang dapat membuat aku masuk ke dalam Surga dan menjauhkan diriku dari siksa Neraka?
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sungguh engkau telah bertanya tentang masalah yang sangat besar, namun hal itu dapat menjadi mudah bagi siapa saja yang dimudahkan Allah ‘Azza wa Jalla…” (Penggalan dari hadits panjang, lihat Shahih Sunan at-Tirmidzi (no. 2616)
Dan diantara amalan -setelah mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla- yang “ringan” dilakukan, namun merupakan jalan menuju Surga ialah;
1. Shalat pada waktunya.
Sahabat Abdullah bin Mas‘ud radhiyallahu ‘anhu, beliau pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
يا نَبِيَّ اللهِ، أيُّ الأعْمالِ أقْرَبُ إلى الجَنَّةِ؟ قالَ: الصَّلاةُ علَى مَواقِيتِها قُلتُ: وماذا يا نَبِيَّ اللهِ؟ قالَ: برُّ الوالِدَيْنِ.
“Wahai Rasulullah, amalan apa yang paling dekat sebagai jalan menuju Surga? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Shalat pada waktunya“. Kemudian wahai Rasulullah? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ” Berbakti kepada kedua orang tua”. HR. Muslim (no. 85).
2. Berbuat baik kepada kedua orang tua.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ.“
“Orang tua adalah pintu surga yang paling terbaik. Jikalau kalian mau,
kalian bisa menyia-nyiakan pintu tersebut atau kalian menjaganya.”
HR. At-Tirmidzi (no. 1900) dari Abu ad-Darda’ dan syaikh al-Albani mengatakan hadits ini shahih, lihat as-Shahihah (no. 914) jilid: 2/hal. 583).
3. Menyempurnakan wudhu, membaca dzikir setelah wudhu dan shalat dua rakaat setelahnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ الْوُضُوءَ وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ يُقْبِل بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ عَلَيْهِمَا إِلاَّ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
“Tidaklah seseorang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu shalat dua rakaat, dia lakukan dengan sepenuh hati dan jiwanya (ikhlas&khusyuk) melainkan besar harapan baginya (untuk mendapatkan) surga.” HR. Muslim, (no. 234) dari ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhaniy radhiyallahu ‘anhu.
¶ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
ما منكم من أحدٍ يتوضَّأُ فيبلغُ الوضوءَ ثم يقولُ ، “أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ” إلّا فُتحتْ له أبوابُ الجنَّةِ الثمانيةِ يدخلُ مِن أيِّها شاء.
“Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian dia membaca, “Asyhadu an-laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammadan rasulullah” melainkan akan dibuka untuknya 8 pintu surga, dia diizinkan untuk masuk dari pintu mana saja yang ia inginkan.” HR. Muslim (no. 234) dari ‘Umar Ibnul Khattab radhiyallahu ‘anhu.
4. Menyingkirkan ganguan dari jalan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ ، إِذْ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ فَأَخَّرَهُ ، فَشَكَرَ اللهُ لَهُ ، فَغَفَرَ لَهُ.“
“Ketika seorang pria melewati sebuah jalan, (tiba-tiba) ia mendapatkan sebuah ranting duri di tengah jalan, lalu iapun menyingkirkannya, maka Allah mensyukurinya dan mengampuni dosanya”.
”لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِي الْجَنَّةِ فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ.“
Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Sungguh saya telah melihat seseorang yang berpindah-pindah (dari satu tempat ke tempat lainnya) merasakan kenikmatan di surga, dengan sebab sebuah dahan pohon dipotongnya (untuk disingkirkan) dari tengah jalan yang sebelumnya mengganggu manusia.” HR. Bukhari (no. 652) dan Muslim (no. 4975) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
5. Menjaga shalat sunnah rawatib
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنَ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ.“
“Barangsiapa mengerjakan shalat sunnah dua belas raka’at dengan rutin dalam sehari; niscaya Allah akan membangun untuknya rumah di Surga. Dua belas raka’at tersebut adalah empat raka’at sebelum Zhuhur, dua raka’at sesudah Zhuhur, dua raka’at sesudah Maghrib, dua raka’at sesudah ‘Isya, dan dua raka’at sebelum Shubuh.” HR. Tirmidzi (no. 414) dari Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Lihat Shahih Sunan At-Tirmidzi.
🔑 Dan masih ada banyak lagi amalan-amalan yang ringan dilakukan namun banyak diabaikan oleh manusia -kecuali yang dirahmati Allah-, padahal amalan tersebut bisa jadi sebagai jalannya menuju Surga.
Sehingga tidaklah semestinya seorang muslim mengabaikan sebuah kebaikan yang bisa dilakukan, karena mungkin jadi ada diantara kebaikan-kebaikan tersebut, yang menjadi jalannya menuju Surga Allah ‘Azza wa Jalla.
¶ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ“
“Takutlah kalian akan siksa neraka, walaupun hanya berinfaq dengan separuh buah kurma. Kalau tidak mampu, maka dengan mengucapkan kata-kata yang baik.” HR. Bukhari (no. 6023) dan Muslim (no. 1689) dari sahabat ‘Adi bin Hatim radhiyallahu ’anhu.
¶ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengatakan,
”لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ اَلْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ“.
“Janganlah pernah kamu meremehkan satu amal kebaikan sekecil apapun! Walau hanya dengan tersenyum ketika bertemu dengan saudaramu.” HR. Muslim (no. 2626) dari sahabat Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu ’anhu.
•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
📱 Facebook Al Ilmoe:
https://www.facebook.com/share/BwmUfeJ3YKBu3uvD/?mibextid=qi2Omg
📟 Instagram al_ilmoe: https://instagram.com/al_ilmoe?igshid=ZDdkNTZiNTM=
📟 WA alilmoe:
https://whatsapp.com/channel/0029VaGNWYLDJ6H6tfpwSh0b
🌐 Website alilmoe :
🔖 Telegram alilmoe:
🔖 Telegram Al Hijri: