KETAATAN KEPADA ALLAH IALAH KUNCI REZEKI DALAM RUMAH TANGGA

Share articles

KETAATAN KEPADA ALLAH IALAH KUNCI REZEKI DALAM RUMAH TANGGA

📢 Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

وَأَنكِحُوا۟ ٱلۡأَیَـٰمَىٰ مِنكُمۡ وَٱلصَّـٰلِحِینَ مِنۡ عِبَادِكُمۡ وَإِمَاۤىِٕكُمۡۚ إِن یَكُونُوا۟ فُقَرَاۤءَ یُغۡنِهِمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦۗ وَٱللَّهُ وَ ٰ⁠سِعٌ عَلِیمࣱ [النور ٣٢]

Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. An-Nuur : 32)

📑 Di dalam Tafsir al-Muyassar disebutkan,
-Tafsir al-Muyassar ialah tafsir yang disusun oleh tim ahli tafsir yang telah diseleksi para ulama di bawah pengawasan dan arahan Syaikh Dr. Shalih Alu asy-Syaikh -Mentri agama Saudi Arabia-

وزوِّجوا -أيها المؤمنون- مَن لا زوج له من الأحرار والحرائر والصالحين مِن عبيدكم وجواريكم، إن يكن الراغب في الزواج للعفة فقيراً يغنه الله من واسع رزقه. والله واسع كثير الخير عظيم الفضل، عليم بأحوال عباده

Dan nikahkanlah (wahai kaum Mukminin) siapa saja yang belum memiliki pasangan hidup, baik kaum lelaki yang merdeka, kaum wanita yang merdeka, dan orang-orang shalih dari budak-budak lelaki dan budak-budak perempuan kalian. Sesungguhnya bila yang berhasrat menikah (tujuannya) untuk menjaga kehormatannya adalah orang yang fakir, niscaya Allah akan mencukupinya dari luasnya karunia rizki-Nya. Dan Allah Mahaluas (rizkiNya), banyak kebaikanNya, besar karuniaNya, lagi Maha Mengetahui keadaan-keadaan hamba-hambaNya.

📑 Di dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan,
Bahwa al-Imam Ibnu Abi Hatim membawakan sebuah riwayat dari sahabat Abu Bakar as-Siddiq radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau berkata:

أَطِيعُوا اللَّهَ فِيمَا أَمَرَكُمْ بِهِ مِنَ النِّكَاحِ، يُنْجِزْ لَكُمْ مَا وَعَدَكُمْ مِنَ الْغِنَى

“Patuh dan taatlah kepada Allah dari apa yang telah diperintahkan kepada kalian untuk menikah, niscaya Allah ‘Azza wa Jalla akan memenuhi apa yang telah dijanjikan olehnya dari kecukupan hidup.”

➡️ Dan Ibnu Mas‘ud radhiyallahu ‘anhu berkata:

اِلْتَمِسُوا الغِنَى فِي النِّكَاحِ

“Carilah kecukupan hidup dengan menikah.” Diriwayatkan dari Ibnu Jarir. Imam Al-Baghawi menyatakan bahwa ‘Umar menyatakan seperti itu pula. (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, QS. An-Nuur :32)


🗝 Kecukupan hidup dan rezeki tidaklah harus/mesti dipahami dengan harta dan materi yang berlebih, bahkan ia mencakup semua kebaikan dunia dan akhirat.

➡️ Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

“Kekayaan itu bukanlah (diukur) dari banyak harta benda, akan tetapi kekayaan itu ialah kekayaan hati (yang selalu merasa cukup).” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)

📑 al-Imam Ibnu Baththal berkata,

معنى الحديث ليس حقيقة الغنى كثرة المال، فكثير من الموسع عليه فيه لا ينتفع بما أوتي، جاهد في الازدياد لا يبالي من أين يأتيه
فكأنه فقير من شدة حرصه، وإنما حقيقة الغنى غنى النفس، وهو من استغنى بما أوتي وقنع به ورضي ولم يحرص على الازدياد ولا ألحّ في الطلب

“Hadis ini bermakna bahwa kekayaan yang sebenarnya bukanlah pada harta yang banyak. Karena, banyak orang yang Allah luaskan harta padanya namun ia tidak merasa cukup dengan pemberian itu, ia terus bekerja untuk menambah hartanya sehingga ia tidak peduli dari mana harta itu didapatkan, maka seakan-akan ia orang yang miskin, disebabkan karena ambisinya (terhadap dunia) yang sangat besar.
Oleh karena itu kekayaan sesungguhnya adalah kekayaan jiwa, yaitu orang yang selalu merasa cukup dengan pemberian Allah, tidak terlalu berambisi untuk menambah hartanya dan terus-menerus mencarinya.” (Syarah Shahih Bukhari no. 6646)

🔰 Abul Hasan Ali bin Abdil Jabbar Al Maidany
•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
Channel WhatsApp alilmoe
Telegram @alilmoe
Telegram @Al-Hijri
Instagram @al_ilmoe
Website www.alilmoe.com